Trump Mengklaim Situs Nuklir Iran 'Sepenuhnya Hancur' dan Menyerang Media











2025-06-25T01:21:36Z

Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, telah melontarkan kritik tajam terhadap organisasi media terkemuka, CNN dan New York Times. Dalam serangkaian pernyataan yang diunggah di platform media sosialnya yang bernama Truth Social, Trump menuduh kedua media ini berkolaborasi untuk "menurunkan" prestasi militer yang dianggapnya sebagai salah satu yang paling sukses dalam sejarah. Klaim tersebut muncul bersamaan dengan pengumuman bahwa Trump percaya situs-situs nuklir Iran kini "sepenuhnya hancur" akibat serangan militer yang dilakukannya.
Pernyataan Trump ini mencuat setelah laporan awal mengenai penilaian intelijen AS yang bersifat rahasia, yang mengindikasikan bahwa serangan tersebut tidak sepenuhnya menghancurkan dua lokasi nuklir yang ditargetkan. Menurut dua sumber yang akrab dengan laporan tersebut, serangan tersebut hanya berhasil memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan. Laporan yang dikeluarkan oleh lembaga intelijen Pentagon mencatat bahwa sebagian besar komponen penting dari program nuklir, termasuk sentrifugal, masih dapat dihidupkan kembali dalam waktu singkat.
Lebih lanjut, laporan tersebut menemukan bahwa banyak dari stok uranium yang sangat diperkaya, yang bisa digunakan untuk potensi senjata nuklir, telah dipindahkan sebelum serangan diluncurkan. Sebagian dari stok tersebut diduga telah dipindahkan ke lokasi-lokasi nuklir rahasia lain yang masih dikelola oleh Iran. Dalam menghadapi informasi ini, pihak Gedung Putih menyatakan bahwa laporan intelijen tersebut adalah "sama sekali salah" dan tidak mencerminkan kenyataan.
Dalam postingan lengkapnya di Truth Social pada hari Rabu, Trump menulis: "FAKE NEWS CNN, BERSAMA DENGAN NEW YORK TIMES YANG SEHAI, TELAH BEKERJA SAMA UNTUK MENURUNKAN SATU DARI SERANGAN MILITER YANG PALING SUKSES DALAM SEJARAH. SITUS-SITUS NUKLIR DI IRAN SEPAKAT HANCUR! KEDUA MEDIA INI SEDANG MENDAPATKAN KRITIK DARI PUBLIK!"
Angela Thompson
Source of the news: The Guardian