Bumble Memberhentikan Hampir Sepertiga Karyawan di Tengah Kesulitan Aplikasi Kencan










2025-06-25T17:03:09Z

Aplikasi kencan Bumble mengumumkan rencana untuk memberhentikan hampir sepertiga dari total karyawannya, langkah yang diambil sebagai respons terhadap kesulitan yang dihadapi perusahaan dalam meraih pertumbuhan dan meningkatnya keraguan dari para investor terhadap prospek masa depannya. Langkah drastis ini mencakup pengurangan 240 posisi, yang diharapkan dapat menghemat biaya hingga $40 juta per tahun.
Whitney Wolfe Herd, pendiri dan CEO Bumble, yang sempat mengundurkan diri dari jabatannya tahun lalu dan kemudian kembali pada bulan Maret, menyatakan bahwa perusahaan memerlukan tindakan tegas untuk merestrukturisasi agar dapat membangun perusahaan yang tangguh, disengaja, dan siap menghadapi dekade berikutnya. Dia mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tekanan yang dihadapi oleh perusahaan, saat pasar kencan berada pada titik perubahan yang signifikan.
Bumble dikenal sebagai aplikasi yang memberi kekuasaan kepada wanita, di mana mereka bertanggung jawab untuk memulai kontak dengan pengguna pria yang cocok. Aturan ini memperbolehkan hanya pengguna wanita yang dapat mengirim pesan pertama kepada pengguna pria yang cocok, sementara dalam pasangan sesama jenis, kedua orang dapat mengirim pesan terlebih dahulu. Namun, tahun lalu, Bumble mengubah kebijakan ini untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat di pasar yang sangat kompetitif.
Perusahaan ini sempat memiliki nilai pasar lebih dari $13 miliar saat debut di bursa saham pada tahun 2021, menjadikan Wolfe Herd sebagai miliarder perempuan termuda yang sukses secara mandiri di dunia pada usia 35 tahun. Namun, nilai saham Bumble telah merosot tajam sejak saat itu, dan kini diperdagangkan di bawah $7 per saham. Investor kini semakin skeptis terhadap industri kencan, yang kesulitan meyakinkan pengguna untuk membayar layanan mereka.
Pada akhir tahun lalu, Bumble melaporkan bahwa mereka memiliki 4,1 juta pengguna yang membayar di berbagai aplikasi mereka, meningkat sekitar 11% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan perusahaan hanya tumbuh kurang dari 2% dan mereka mengalami kerugian. Pemotongan pekerjaan yang diumumkan diharapkan dapat mengalihkan dana tersebut untuk pengembangan teknologi dan upaya lainnya yang penting bagi kelangsungan perusahaan ke depan.
Perusahaan-perusahaan lain di industri ini, seperti Match dan Tinder, juga menghadapi tantangan serupa, di mana Match mengumumkan pemotongan 13% dari tenaga kerjanya bulan lalu. Meskipun demikian, setelah pengumuman pemotongan pekerjaan ini, saham Bumble mengalami kenaikan sebesar 20%.
Thomas Fischer
Source of the news: BBC