Dapatkah Kecerdasan Buatan Mengobati Apa yang Tidak Bisa diatasi oleh Antibiotik?










2025-07-16T05:15:00Z

Pernahkah Anda membayangkan bahwa obat untuk infeksi paling mematikan tidak ditemukan di alam, tetapi justru dibuat oleh mesin dalam hitungan detik? Bayangkan jika ada protein penyelamat hidup yang dapat diciptakan dalam waktu yang sangat singkat. Kita semua tahu bahwa resistensi mikroba terhadap antibiotik semakin meningkat, tetapi apakah kita bisa melacaknya sebelumnya? Sekarang kita bisa, berkat ilmuwan Australia yang telah menemukan metode untuk menghadapi krisis global ini dengan kekuatan kecerdasan buatan (AI). Mereka berhasil memproduksi protein buatan laboratorium yang dirancang hanya dalam beberapa detik. Protein ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan superbug seperti E. coli.
Langkah ini dapat menandai awal dari era baru dalam dunia medis, di mana kecerdasan buatan tidak hanya membantu dalam penemuan, tetapi juga memimpin inovasi bersama kita. Inovasi ini baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, yang memfokuskan perhatian komunitas ilmiah untuk berpikir lebih jauh dari sekadar tabung reaksi dan cawan petri.
Sebuah Era Baru dalam Desain Protein
Protein merupakan inti dari hampir setiap fungsi biologis. Mereka dikenal sebagai mesin mikroskopis alam karena kemampuannya, seperti melawan infeksi dan memberi sinyal pada sel. Kita semua tahu bahwa mengembangkan protein baru untuk penggunaan medis memerlukan waktu bertahun-tahun percobaan dan kesalahan. Proses ini sering bergantung pada penyesuaian protein alami melalui evolusi laboratorium atau mengubahnya untuk digunakan oleh manusia.
Tetapi hal ini sedang berubah. Dapatkah Kecerdasan Buatan Mengobati Apa yang Tidak Bisa diatasi oleh Antibiotik? Platform Desain Protein AI yang baru, yang dikembangkan secara bersama oleh Bio21 Institute Universitas Melbourne dan Monash Biomedicine Discovery Institute, dapat merancang protein dari awal, khusus untuk tugas yang ditargetkan. Dengan menggunakan algoritma yang kuat dan alat seperti Bindcraft dan Chai, platform ini dengan cepat membangun protein dengan sifat yang diinginkan, seperti mengikat permukaan bakteri atau menghambat aktivitas berbahaya dalam sel kanker.
Dibangun untuk Melawan Superbug
Tim yang dipimpin oleh Dr. Rhys Grinter dan Associate Professor Gavin Knott menggunakan sistem AI mereka untuk merancang protein yang menargetkan dan membunuh E. coli yang resisten terhadap obat. Superbug seperti ini menjadi ancaman kesehatan global yang terus meningkat, seiring dengan menurunnya efektivitas antibiotik tradisional. Kemampuan untuk mengembangkan pengobatan berbasis protein dalam waktu yang sangat singkat dapat secara signifikan mempengaruhi cara kita merespons wabah resistensi antibiotik di masa depan.
“Ini adalah pertama kalinya di Australia sebuah protein fungsional diciptakan menggunakan alat AI dari awal hingga akhir,” kata Associate Professor Knott. “Protein ini bukan hanya teori—mereka adalah molekul yang bekerja dengan aplikasi nyata.”
Protein Sesuai Permintaan
Selain infeksi bakteri, protein yang dirancang oleh AI dapat membantu mengobati berbagai masalah kesehatan—mulai dari kanker dan penyakit autoimun hingga gigitan ular dan bahkan kelainan genetik yang langka. Kecepatan desain—diukur dalam detik—secara dramatis memperpendek waktu untuk pengembangan obat, mengurangi biaya, dan meningkatkan akses terhadap terapi penyelamat hidup.
Daniel Fox, mahasiswa PhD yang memimpin sebagian besar pekerjaan laboratorium, menekankan pentingnya membuat alat ini dapat diakses. “Penting untuk mendemokratisasi desain protein agar ilmuwan di seluruh dunia dapat menggunakannya,” katanya. Dengan alat AI yang kini tersedia secara gratis dan open-source, peneliti dari seluruh dunia dapat berpartisipasi dalam revolusi protein ini.
Belajar dari yang Terbaik
Tim Australia memberi kredit atas inspirasi kepada David Baker, ilmuwan Amerika dan pemenang Nobel baru-baru ini yang memelopori pendekatan pembelajaran mendalam dalam desain protein. Karya Baker meletakkan dasar untuk penciptaan protein dari awal. Proses ini dimulai dari sebuah ide dan mengubahnya menjadi molekul yang bekerja. Karyanya memaksa komunitas ilmiah untuk berpikir dapatkah Kecerdasan Buatan Mengobati Apa yang Tidak Bisa diatasi oleh Antibiotik?
Sekarang, Australia telah bergabung dalam perlombaan global, membangun pusat desain protein bertenaga AI yang kuat dan gesit yang mengintegrasikan biologi, kimia, dan pembelajaran mesin.
Apa Selanjutnya?
Program ini tidak hanya tentang menghasilkan satu solusi. Ini adalah tentang menciptakan sistem yang fleksibel dan cepat yang dapat beradaptasi dengan penyakit baru, menguji ide dengan cepat, dan merespons tantangan medis yang muncul.
“Pengetahuan tentang struktur protein, dikombinasikan dengan AI mutakhir, memungkinkan kita bergerak cepat dan merancang alat penelitian dan terapeutik yang baru,” kata Profesor John Carroll, Direktur Monash Biomedicine Discovery Institute. “Kemampuan baru ini menempatkan Australia di garis depan inovasi biomedis global.”
Pengubah Permainan Global
Dengan meningkatnya resistensi antibiotik dan penyakit di sekitar kita, pendekatan baru ini dapat membantu kita melawan mereka. AI mempercepat penemuan dan inovasi protein. Para ilmuwan segera mungkin dapat merespons wabah, kanker, dan bahkan kelainan genetik.
Di tangan peneliti yang terampil, AI bukan hanya alat lagi. Ia adalah co-creator obat masa depan.
George Bennett
Source of the news: BioTecNika