Loading Articles!

Mengungkap Kedalaman Emosi Kura-kura: Temuan yang Mengubah Cara Kita Melihat Reptil

Alejandro Gómez
Alejandro Gómez
"Wow, jadi kura-kura juga bisa merasakan emosi? Ini luar biasa!"
Marcus Brown
Marcus Brown
"Apakah ini berarti saya harus lebih menghargai kura-kura saya?"
James Okafor
James Okafor
"Ternyata reptil juga bisa merasakan seperti kita, siapa yang menyangka!"
Samuel Okafor
Samuel Okafor
"Kura-kura optimis? Mungkin mereka hanya ingin snack!"
Rajesh Singh
Rajesh Singh
"Emosi pada reptil? Bisa jadi ini awal dari pemahaman baru!"
Rajesh Singh
Rajesh Singh
"Menarik banget! Kura-kura saya kelihatan lebih ceria akhir-akhir ini!"
Michael Johnson
Michael Johnson
"Jadi, ini berarti kita harus lebih perhatian sama reptil peliharaan kita?"
John McGregor
John McGregor
"Kura-kura bisa merasakan ketahanan emosional? Aneh tapi menarik!"
Nguyen Minh
Nguyen Minh
"Apakah mereka juga bisa merasakan cinta? Pertanyaan yang mendalam!"
Lian Chen
Lian Chen
"Siapa sangka, kura-kura ternyata lebih cerdas dari yang kita kira!"

2025-07-17T02:30:00Z


Bagaimana jika saya katakan kepada Anda bahwa kura-kura mungkin merasakan lebih banyak daripada sekadar insting? Sebuah studi terbaru dari Universitas Lincoln menunjukkan bahwa kura-kura mungkin memiliki kedalaman emosional yang sebelumnya kita anggap hanya dimiliki oleh mamalia dan burung!

Khususnya, kura-kura kaki merah (Chelonoidis carbonaria) ditemukan dapat mengalami keadaan suasana hati jangka panjang—menunjukkan bahwa mereka mampu merasakan optimisme, kecemasan, dan bahkan ketahanan emosional. Temuan ini menantang anggapan yang telah lama berakar bahwa reptil hanya didorong oleh insting, tanpa perasaan subjektif.

Dengan menggunakan tes bias kognitif yang awalnya dirancang untuk manusia, para peneliti mengamati bahwa kura-kura yang hidup dalam lingkungan yang kaya menunjukkan perilaku yang lebih optimis. Temuan ini tidak hanya memberikan cahaya baru pada kognisi reptil tetapi juga dapat merevolusi cara reptil diperlakukan di rumah, kebun binatang, dan cagar alam.

Untuk menilai keadaan emosional pada kura-kura, para peneliti menggunakan tes bias kognitif—metode yang banyak diterapkan untuk mempelajari suasana hati pada mamalia dan burung. Konsepnya sederhana: hewan dalam keadaan emosional positif lebih mungkin untuk menafsirkan petunjuk ambigu dengan optimis, sementara mereka yang dalam suasana hati negatif cenderung pesimis.

Sebanyak lima belas kura-kura kaki merah dilatih untuk mengasosiasikan lokasi tertentu dengan hadiah dan kemudian diuji dengan petunjuk netral atau ambigu. Kura-kura yang berada di kandang yang diperkaya (dengan elemen alami, stimulasi, dan ruang) menunjukkan respons yang lebih optimis, menunjukkan suasana hati positif yang mendasari.

Dalam fase kedua penelitian, para peneliti mengekspos kura-kura pada situasi yang sedikit stres, seperti lingkungan atau objek yang tidak dikenal. Kura-kura yang sebelumnya merespons dengan optimis juga menunjukkan kecemasan yang lebih rendah dalam situasi tersebut. Konsistensi perilaku ini memberikan bukti kuat bahwa kura-kura mengalami keadaan emosional internal yang memengaruhi tindakan mereka—tanda kunci dari sentiens.

Temuan ini dapat memiliki implikasi serius bagi bagaimana reptil dipelihara dan dirawat. Di Inggris, Undang-Undang Kesejahteraan Hewan (Sentience) 2022 mengakui kemampuan hewan untuk merasakan—tetapi reptil sering kali diabaikan dalam pembicaraan mengenai kesejahteraan emosional. Profesor Anna Wilkinson, seorang ahli terkemuka dalam kognisi hewan, menekankan pentingnya mempelajari keadaan afektif reptil seiring meningkatnya popularitas mereka sebagai hewan peliharaan.

Penelitian ini mendukung pendekatan yang lebih berbelas kasih dalam perawatan reptil, mendesak para pembuat kebijakan dan pemilik hewan peliharaan untuk mempertimbangkan kesejahteraan mental hewan-hewan ini. Reptil telah lama dipandang sebagai makhluk tanpa emosi yang bertindak murni berdasarkan insting. Namun, studi-studi terbaru—termasuk yang ini—dengan cepat mengubah narasi tersebut. Adanya keadaan suasana hati yang bertahan lama pada kura-kura tidak hanya memperluas pemahaman kita tentang perilaku reptil tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kehidupan emosional spesies “darah dingin” lainnya. Jika kura-kura dapat merasakan dan memproses emosi, ini menunjukkan bahwa keadaan afektif mungkin telah berevolusi jauh lebih awal di kerajaan hewan daripada yang pernah kita duga.

Profile Image Malik Johnson

Source of the news:   Times of India

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.