Loading Articles!

Apakah Kita Semua Sedang Berbicara Seperti ChatGPT?

2025-07-17T11:52:00Z


Pernahkah Anda merasa seperti kata-kata yang Anda gunakan kini terdengar lebih formal dan terstruktur? Di era di mana ChatGPT menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, fenomena ini ternyata bukan hanya kebetulan! Sebuah studi menarik dari Max Planck Institute mengungkap bahwa kita, sebagai manusia, perlahan-lahan mulai berbicara seperti AI yang kita gunakan. Bagaimana bisa? Mari kita telusuri lebih dalam.

Menurut penelitian yang menganalisis lebih dari 360.000 video YouTube dan 771.000 episode podcast yang direkam sebelum dan sesudah peluncuran ChatGPT pada akhir 2022, terdapat peningkatan yang signifikan dalam penggunaan istilah-istilah yang mirip dengan istilah ‘GPT’—seperti “delve”, “comprehend”, “swift”, dan “meticulous”. Kata-kata ini mengalami lonjakan hingga 51% dalam percakapan sehari-hari. Dan ini bukan hanya tentang pemilihan kata. Kita sedang mengadopsi nada baru yang lebih halus, terstruktur, dan emosional yang mirip dengan model AI yang kita interaksi sehari-hari. Bahkan, perubahan ini tidak hanya tampak di email atau pesan teks, tetapi juga saat kita berbicara langsung, dalam panggilan Zoom, atau bahkan saat ngopi.

Data menunjukkan pola yang jelas: kata-kata yang dulunya jarang kita dengar kini muncul secara reguler. Istilah-istilah dengan nuansa akademis kini menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, dan semakin banyak orang yang menggunakannya dalam obrolan santai. Fenomena ini menciptakan lingkaran umpan balik budaya—AI belajar dari kita, dan sekarang kita juga belajar dari AI. Seperti yang dikatakan Levin Brinkmann dari Max Planck, “Mesin… pada gilirannya, dapat mengubah budaya manusia secara terukur.”

Tidak hanya pemilihan kata yang berubah. Para peneliti juga melihat pergeseran ke arah frasa yang lebih halus dan diplomatis, serta penyampaian yang lebih emosional terbatas—ciri khas dari konten yang dihasilkan AI. Cobalah ingat momen di mana orang berteriak “OMG!” dan lihatlah seberapa sering kita sekarang mengatakan “Menarik” atau “Titik yang bagus.” Kita sekarang sering mendengar ungkapan formal yang lebih kaku dalam percakapan sehari-hari seperti “Terima kasih atas pertanyaannya.” atau “Saya mengerti kekhawatiran Anda.”

Kita semua tampaknya mulai meniru nada hyper-formal AI, terutama saat terhubung secara online. Ini semua karena paparan yang terus menerus. Otak kita seperti pengimitasi—semakin banyak kita berinteraksi dengan bot, semakin kita mulai mencerminkan nada mereka, terutama saat berusaha terdengar ‘netral’ atau ‘membantu’. ChatGPT dikenal suka menjelaskan segalanya — dan sekarang, kita juga melakukan hal yang sama. Anda mungkin mendengar orang-orang menjelaskan keputusan yang sangat sederhana atau memberi kuliah mini alih-alih cukup mengatakan “Saya tidak tahu.” Kita mulai berbicara dengan caveats dan catatan kaki, seperti generator penafian manusia.

Platform TikTok dan meme-meme lucu seperti “Saya ketika mulai berbicara seperti ChatGPT dalam kehidupan nyata” atau “Otak saya setelah 2 bulan menggunakan AI” menjadi viral dengan alasan yang kuat. Ini semua memberi makanan pada lingkaran ini. Semakin kita tertawa tentang hal itu, semakin nyata hal ini menjadi. Ironisnya, ini mengubah cara kita berbicara. Dalam wawancara kerja, chat layanan pelanggan, hingga email kuliah—semuanya mendapat sentuhan AI. Formal, terstruktur, tanpa slang. Ini semua karena alat seperti ChatGPT telah melatih kita untuk “tampak pintar” dengan cara tertentu. Kita tanpa sadar mulai menulis skrip untuk diri kita sendiri seperti bot yang mengenakan jas. Tidak sepenuhnya seperti itu. Namun, bahasa kita sedang berevolusi, sama seperti yang terjadi dengan pesan teks, emoji, atau thread Twitter. ChatGPT dan AI lainnya bukan pelopor perubahan ini, tetapi mereka pasti mempercepatnya. Kita beradaptasi, bereksperimen, dan meniru—yang ironisnya adalah perilaku puncak manusia. Jadi, lain kali Anda mengakhiri pernyataan dengan “Semoga ini membantu!” atau memberi saran kepada sahabat Anda “Sebagai teman manusia, saya sarankan…” — terimalah saja dengan lapang dada.

Profile Image Isabelle Moreau

Source of the news:   Times of India

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.