Loading Articles!

Kisah Inspiratif Seorang Pengusaha Kuliner: Dari Pramugari ke Pemilik 31 Outlet

Sophia Chen
Sophia Chen
"Wow! Kisahnya menginspirasi banget! 😍"
Sophia Chen
Sophia Chen
"Berani sekali mengambil risiko! Ada yang pernah coba nasi lemaknya?"
Sophia Chen
Sophia Chen
"Ini membuatku berfikir, apa aku sudah berusaha cukup keras untuk impianku?"
Mei Lin
Mei Lin
"Keren! Dari pramugari jadi pemilik bisnis. Salute! 👏"
Zanele Dlamini
Zanele Dlamini
"Nasi Lemak Ayam Taliwang? Bunyinya enak! 😋"
Jessica Tan
Jessica Tan
"Sayang, aku baru tahu sekarang! Kapan ada cabang di Jakarta?"
Hiroshi Nakamura
Hiroshi Nakamura
"Gaji pramugari sih lumayan, tapi impian lebih penting!"
Isabella Martinez
Isabella Martinez
"Gila, 31 outlet! Betul-betul luar biasa!"
Isabella Martinez
Isabella Martinez
"Mau dong belajar dari dia! Kira-kira ada seminar?"
Sofia Mendes
Sofia Mendes
"Suka banget sama semangat juangnya! Ayo semangat terus!"
Sergei Ivanov
Sergei Ivanov
"Hati-hati, bisa jadi menu ini trending di TikTok! 😂"

2025-07-18T11:04:08Z


Apakah kamu percaya bahwa sebuah keputusan berani bisa mengubah hidup seseorang secara total? Inilah kisah menakjubkan seorang pria yang meninggalkan karier yang aman dan nyaman untuk mengejar passion-nya di dunia kuliner, dan dia berhasil meraih kesuksesan luar biasa.

Noorman, seorang mantan pramugari Singapore Airlines, dulunya menjalani hari-harinya dengan pelayanan di lorong pesawat dan pengumuman penerbangan. Selama tujuh tahun, dia mengenakan seragam rapi sambil menjelajahi benua, mendapatkan gaji yang menggiurkan sebesar SG$5,000 per bulan, dan terpesona dengan pesona langit. Namun, di dalam hatinya, ada kekosongan yang semakin tumbuh. ‘Pekerjaan itu terlalu mudah,’ akunya dalam sebuah laporan oleh Business Insider. ‘Hanya meminta, ‘Apakah Anda mau kopi atau teh?’ Saya tidak perlu gelar untuk itu,’” kenangnya.

Kepuasan yang diam-diam menipis itu akhirnya mendorongnya untuk berhenti bekerja pada tahun 2011. Noorman beralih ke peran pemeliharaan di industri minyak dan gas, dan perlahan-lahan mendaki hingga posisi manajer. Namun, keinginan untuk kembali ke akar kulinernya terus menggelora di dalam dirinya. Memasak bukanlah hal baru bagi Noorman. Sejak kecil, dia membantu mengelola warung ayahnya yang menjual hidangan Melayu. Tapi kali ini, semuanya terasa lebih pribadi.

Pada tahun 2017, saat Yishun Park Hawker Centre dibuka dekat rumahnya, ia memutuskan untuk mengambil risiko. Bersama seorang teman, mereka menginvestasikan tabungan SG$40,000 dan meluncurkan Nasi Lemak Ayam Taliwang — sebuah variasi berani dari hidangan Melayu tradisional, mengandalkan ayam taliwang pedas dari istrinya. Pagi hari dimulai pukul 2:45 pagi, diikuti dengan persiapan, pekerjaan penuh waktu, dan memasak larut malam. Selama berbulan-bulan, hasil yang didapat masih minim, dan kelelahan menyelimuti.

“Pikiran untuk bekerja hampir 18 jam sehari, setiap hari, selama dua hingga tiga tahun ke depan—itu adalah tantangan terbesar,” ungkapnya. Namun, ia terus bertahan. Pandemi COVID-19 menghadirkan tantangan baru. Seperti banyak usaha kecil lainnya, warungnya menghadapi ancaman eksistensial selama lockdown di Singapura. Tapi Noorman tetap tak tergoyahkan. Postingannya di LinkedIn pada tahun 2020 menjadi seruan: “Lihatlah peluang dalam setiap masalah… ambil langkah itu.”

Pada tahun 2021, makanannya secara diam-diam terdaftar dalam Michelin Guide sebagai Michelin Plate — pengakuan untuk makanan yang baik. “Tak pernah terlintas dalam mimpiku bahwa Michelin Guide akan memikirkan untuk mencicipi makanan kami,” tulisnya, merasa terhormat. Pengakuan sederhana ini menjadi titik balik.

Saat ini, Nasi Lemak Ayam Taliwang bukan hanya sekadar warung kecil — ini adalah kisah sukses dengan 31 outlet, dengan penjualan harian yang melambung hingga SG$4,000 per outlet. Dari pusat komunitas hingga Marina Bay Sands, kreasi Noorman telah menjadi ikon lokal. Dan baru-baru ini, setelah empat tahun ditampilkan, ia akhirnya menerima surat dan stiker resmi dari Michelin. “Itu masih membuatku merinding,” tulisnya baru-baru ini. “Kita ada di buku merah!”

Kisah Noorman lebih dari sekadar cerita pertumbuhan bisnis. Ini adalah pengingat bahwa kepuasan jarang datang di atas nampan perak — ia harus dimasak perlahan, dibumbui dengan pengorbanan, dan disajikan dengan ketahanan. Dalam kata-katanya sendiri: “Selalu hari pertama bagiku. Pekerjaan yang sebenarnya selalu dimulai hari ini.”

Profile Image Maria Kostova

Source of the news:   The Economic Times

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.