Misteri di Balik Kecintaan Terhadap Boneka Labubu










2025-07-18T20:48:20Z

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa anak-anak saat ini berlomba-lomba mengoleksi boneka yang tampak seperti monster kecil? Jawabannya terletak pada fenomena bernama Labubu, yang kini menjadi kegemaran baru bagi keluarga dengan anak di bawah usia 15 tahun.
Boneka ini mendapat perhatian luar biasa di platform seperti TikTok, di mana banyak pengguna membagikan video unboxing mereka. Bahkan, Labubu sempat menjadi topik dalam program NPR, "Wait, Wait, Don’t Tell Me." Untuk mengungkap lebih banyak tentang tren ini, Henry Santoro dari GBH mengundang Alexander DePaoli, seorang Profesor Pemasaran di Northeastern, untuk menjelaskan fenomena ini lebih dalam.
Dalam wawancara tersebut, Santoro bertanya, "Bisakah Anda menjelaskan apa itu Labubu kepada mereka yang belum tahu?" DePaoli menjawab, "Ini adalah lini mainan dan aksesori dari perusahaan mainan asal China, Pop Mart. Mereka dapat disesuaikan, berbulu, dan biasanya digambarkan sebagai elf monster. Mereka lucu, tapi tidak terlalu lucu—ada sedikit kesan aneh, dan itu bagian dari daya tariknya."
Ketika Santoro bertanya tentang popularitas Labubu, DePaoli menjelaskan, "Ya, mereka sedang menggemparkan dunia saat ini!" Para penggemar suka menggantung boneka ini di ransel, tas tangan, atau bahkan sebagai gantungan kunci. Selain itu, ada juga figur dan boneka plushy Labubu, bahkan satu ukuran hidup yang baru-baru ini terjual dengan harga yang sangat tinggi.
"Dan saya yakin akan ada kostum Labubu untuk Halloween," lanjut DePaoli dengan percaya diri. Santoro kemudian bertanya kapan semua ini mulai terjadi. DePaoli menjelaskan bahwa Labubu sendiri sudah hampir berusia 10 tahun, tetapi tren ini mulai booming sekitar April tahun lalu ketika salah satu anggota Blackpink, Lisa, terlihat mengenakan aksesori ini. Sejak saat itu, artis terkenal seperti Dua Lipa dan Rihanna juga mulai memamerkan Labubu, yang membantu menyebarkan popularitasnya di luar China.
"Hanya sekitar 40% dari penjualan mereka tahun lalu datang dari luar China, dan mereka sudah menjadi merek senilai 1,8 miliar dolar," tambah DePaoli. Santoro pun mengakui pengaruh TikTok yang besar terhadap kesuksesan mereka. "TikTok sangat membantu dalam menyebarkan mainan ini dan budaya yang ada di balik daya tarik uniknya," katanya.
"Berapa lama tren ini akan bertahan?" tanya Santoro. DePaoli menjelaskan bahwa sulit untuk diprediksi, tetapi sejarah menunjukkan bahwa tren seperti ini, meskipun kadang surut, memiliki daya tarik yang lebih lama. "Labubu bukan hanya mainan; mereka juga aksesori. Dengan banyak cara untuk berfungsi dan digunakan, Labubu lebih mudah dibenarkan untuk dibeli dan disimpan," jelas DePaoli.
"Tapi, kita mungkin tidak akan melihatnya muncul di Happy Meal," tutup DePaoli dengan tawa.
Marco Rinaldi
Source of the news: WGBH