Loading Articles!

Penemuan Spesies Baru: Vulcanoscaptor Ninoti yang Mengubah Pandangan Kita tentang Fosil Moles

Isabella Martinez
Isabella Martinez
"Wow, penemuan ini benar-benar menggugah pikiran! Siapa sangka mole bisa begitu menarik?"
Samuel Okafor
Samuel Okafor
"Apakah ada kemungkinan mole modern memiliki kemampuan serupa? Ini menarik!"
Sergei Ivanov
Sergei Ivanov
"Ini bukan hanya soal fosil, tapi tentang bagaimana kita memahami sejarah kehidupan."
Aisha Al-Farsi
Aisha Al-Farsi
"Mole berenang? Sekarang saya butuh meme tentang itu!"
Rajesh Patel
Rajesh Patel
"Jadi, kita ternyata punya mole yang bisa berenang? Hebat!"
Sophia Chen
Sophia Chen
"Mole bisa berenang, tapi saya masih tidak bisa mencari kunci mobil saya..."
Nguyen Minh
Nguyen Minh
"Sangat menakjubkan bagaimana teknologi membantu kita mempelajari fosil."
Rajesh Singh
Rajesh Singh
"Ternyata mole bukan hanya hewan penggali, mereka juga mungkin perenang!"
Zanele Dlamini
Zanele Dlamini
"Ini mengubah cara kita melihat evolusi mamalia kecil. Sangat menarik!"
Derrick Williams
Derrick Williams
"Mole bisa jadi perenang? Saya tidak pernah membayangkan hal ini!"

2025-07-18T19:35:00Z


Apakah Anda tahu bahwa para ilmuwan baru saja menemukan spesies mole yang telah punah, yang bisa mengubah cara kita memahami evolusi hewan kecil ini? Dalam sebuah studi yang mengejutkan, paleontolog menemukan Vulcanoscaptor ninoti, sebuah spesies mole baru yang teridentifikasi berdasarkan fosil yang sangat terjaga dari lokasi Pliosen di Camp dels Ninots, Girona, Spanyol. Fosil ini berusia 3,25 juta tahun dan memberikan wawasan berharga mengenai sejarah evolusi moles, memperlihatkan fitur anatomi yang menantang asumsi sebelumnya sekaligus menunjukkan implikasi yang luas mengenai distribusi geografis mereka.

Diterbitkan di Scientific Reports, penelitian ini (Linares-Martín et al., 2025) memicu perubahan cara kita memandang catatan fosil mamalia kecil, khususnya mole, dan menimbulkan pertanyaan baru tentang sejarah evolusi serta mobilitas mereka.

Fosil Langka: Penemuan Vulcanoscaptor Ninoti

Fosil Vulcanoscaptor ninoti ditemukan pada tahun 2010 di lokasi Camp dels Ninots, yang terkenal dengan deposit fosilnya dari zaman Pliosen. Konservasi spesimen ini sangat menakjubkan, memberikan sekilas ke dalam dunia purba mamalia kecil seperti mole. Dr. Marc Furió, peneliti dari Universitat Autònoma de Barcelona dan Institut Català de Paleontologia Miquel Crusafont (IPHES-CERCA), berkomentar, “Spesimen ini mempertahankan rahang dengan dentisi lengkap, bagian dari torso, dan beberapa tulang dari anggota tubuh depan dan belakang, banyak di antaranya masih terhubung secara anatomi.” Penemuan luar biasa ini menjadikan Vulcanoscaptor ninoti salah satu fosil mole paling lengkap yang pernah ditemukan di Eropa.

Fosil mamalia kecil, terutama dari spesies seperti mole, sering kali terjaga dengan buruk karena sifatnya yang rapuh dan ekosistem yang lembut tempat mereka tinggal. Namun, fosil ini menawarkan lebih dari sekadar beberapa tulang atau gigi; ia memberikan struktur kerangka yang hampir lengkap. Seperti yang dijelaskan Dr. Furió, “Kondisi konservasi yang sangat baik ini sangat jarang terjadi pada mamalia kecil seperti mole dan menjadikan spesimen ini salah satu yang tertua dan terlengkap yang pernah ditemukan di Eropa.” Tingkat pelestarian ini memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari fisiologi hewan dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya, membuka kekayaan informasi tentang masa lalu evolusinya.

Kemajuan Teknologi: Pemindai MicroCT

Salah satu aspek paling signifikan dari penemuan ini adalah penggunaan teknologi mutakhir untuk memeriksa fosil. Para paleontolog menggunakan micro-computed tomography (microCT) untuk menganalisis fosil dengan detail tinggi tanpa merusak tulang yang halus. “Dengan microCT, kami dapat menganalisis struktur yang sangat kecil dan halus — seperti falang dan gigi — yang hampir tidak mungkin dipelajari sebaliknya,” kata Dr. Adriana Linares, peneliti di IPHES-CERCA. Ini memungkinkan tim untuk mengidentifikasi fitur anatomi unik dari mole yang kemudian dimasukkan dalam analisis filogenetik yang komprehensif.

Dengan menggunakan teknik pemindaian canggih ini, para paleontolog berhasil merekonstruksi gambar tiga dimensi dari kerangka fosil. Rekonstruksi digital ini mengungkap petunjuk penting tentang perilaku dan ekologi mole. Analisis rinci juga berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang hubungan evolusi di antara mole, kelompok hewan yang catatan fosilnya sering kali terfragmentasi atau tidak lengkap.

Fitur Anatomi dan Wawasan Evolusioner

Analisis anatomi fosil ini telah memberikan wawasan baru yang menarik mengenai evolusi dari talpids, keluarga mole. Struktur dari fosil Vulcanoscaptor ninoti menunjukkan bahwa ia sangat beradaptasi dengan gaya hidup bawah tanah. Dr. Linares menjelaskan, “Humerusnya sangat kuat, dengan puncak yang menonjol dan area luas untuk tempat melekatnya otot, sedangkan falang menunjukkan kemampuan menggali yang kuat.” Fitur-fitur ini khas pada mole, yang mengandalkan anggota tubuh depan mereka yang kuat untuk menggali terowongan dan lubang.

Namun, pelestarian fosil dalam sedimen lakustrin (danau) serta posisinya yang lateral menimbulkan kemungkinan menarik tentang perilaku mole tersebut. “Faktanya bahwa individu ini dilestarikan dalam sedimen lakustrin dan dalam posisi lateral membuka kemungkinan bahwa ia juga mungkin memiliki kemampuan locomotion akuatik,” catat Dr. Linares. Walaupun belum terkonfirmasi, ini menunjukkan bahwa Vulcanoscaptor ninoti mungkin mampu berenang, sebuah sifat yang terlihat pada beberapa spesies mole modern. Kemungkinan ini menantang pandangan konvensional tentang mole sebagai hewan yang hanya menggali, menunjukkan gaya hidup yang lebih kompleks dari yang sebelumnya dipikirkan.

Implikasi untuk Paleogeografi: Sejarah Evolusi yang Lebih Dinamis

Aspek paling mengejutkan dari penemuan ini adalah implikasinya terhadap sejarah evolusi dan paleogeografi mole. Vulcanoscaptor ninoti adalah bagian dari suku Scalopini, yang saat ini sebagian besar ditemukan di Amerika Utara dan beberapa bagian Asia. Dr. Furió menekankan, “Deskripsi Vulcanoscaptor ninoti menegaskan bahwa sejarah evolusi mole jauh lebih dinamis daripada yang dipikirkan sebelumnya, melibatkan kemungkinan penyebaran antar benua dan keberagaman anatomi yang kurang dihargai.” Penemuan ini menyiratkan bahwa mole tidak hanya terbatas pada habitat modern mereka, tetapi juga mungkin telah mengalami migrasi transkontinental di masa lalu.

Ini menantang asumsi lama bahwa mole memiliki kapasitas penyebaran yang rendah dan sebagian besar dibatasi pada wilayah lokal. Sebaliknya, keberadaan spesies mole seperti Vulcanoscaptor ninoti di Eropa menunjukkan bahwa hewan ini mungkin mampu bepergian melintasi benua, beradaptasi dengan berbagai ceruk ekologi sepanjang jalan. Penelitian fosil ini memberikan bukti baru bahwa sejarah evolusi mole jauh lebih kompleks dan dinamis daripada yang dibayangkan para peneliti.

Profile Image James Whitmore

Source of the news:   Indian Defence Review

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.