Jair Bolsonaro Dikenakan Pengawasan Elektronik: Skandal Politik Terbesar Brasil










2025-07-19T01:58:21Z
Apakah Anda percaya bahwa mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro, kini harus mengenakan gelang pengawasan elektronik? Ini bukan hanya masalah kecil, namun langkah besar dalam sebuah kasus yang bisa menghancurkan karir politiknya selamanya.
Jair Bolsonaro, mantan presiden Brasil yang kontroversial, kini menghadapi tuntutan serius setelah dituduh berupaya melakukan kudeta pasca pemilihan presiden 2022. Mahkamah Agung Brasil telah memutuskan bahwa dia harus mengenakan gelang pemantauan elektronik sementara proses hukum berlangsung, menandakan betapa seriusnya situasi ini.
Kemarin, polisi federal Brasil melakukan penggerebekan di rumah Bolsonaro di BrasĂlia, di mana uang tunai ditemukan. Bersama dengan tujuh terdakwa lainnya, Bolsonaro dapat menghadapi hukuman penjara hingga 40 tahun jika terbukti bersalah. Tim pembelaannya masih belum menyampaikan argumen penutup di pengadilan, menambahkan ketegangan pada situasi yang sudah genting ini.
Beberapa waktu lalu, putra Bolsonaro, Eduardo, yang kini tinggal di Amerika Serikat untuk melobi bagi ayahnya, mengungkapkan di media sosial bahwa polisi federal melakukan penggerebekan di rumah ayahnya. Ia juga menyerang Hakim Alexandre de Moraes, yang dianggapnya sebagai musuh politik.
Hakim de Moraes, yang terlibat dalam sidang kasus kudeta ini, mengatakan aturan tersebut diperlukan mengingat tindakan-tindakan âmusuhâ yang dilakukan oleh Bolsonaro dan anaknya. Ini semua terjadi di saat Presiden AS Donald Trump juga membela Bolsonaro, melontarkan komentar pedas tentang perlakuan sistem hukum Brasil terhadap temannya.
Trump bahkan mengancam akan memberlakukan tarif 50% terhadap Brasil, menyebutnya sebagai âpemburuan penyihirâ terhadap Bolsonaro. Dalam suratnya kepada Bolsonaro, Trump mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap sistem hukum Brasil yang dinilainya tidak adil. âSidang ini harus diakhiri segera!â tegas Trump.
Dengan berbagai larangan yang dikenakan, termasuk tidak diperbolehkannya Bolsonaro untuk menggunakan media sosial atau mendekati kedutaan asing, mantan presiden berusia 70 tahun tersebut mengungkapkan bahwa perintah pengawasan elektronik tersebut adalah âhumiliasi tertinggiâ baginya.
Bolsonaro telah berulang kali menekankan bahwa ia tidak terlibat dalam rencana untuk merebut kembali kekuasaan dari Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang dia kalah dalam pemilihan tahun lalu. Namun, banyak yang melihat kasus ini sebagai cerminan dari ketegangan politik yang semakin meruncing di Brasil, di mana Bolsonaro dan pendukungnya, yang dikenal sebagai âBolsonaristasâ, melakukan perusakan gedung-gedung pemerintah sebagai bentuk protes.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pihak yang berpendapat bahwa kasus ini tidak hanya mengenai Bolsonaro, tetapi juga tentang masa depan demokrasi di Brasil dan hubungan internasionalnya, mengingat dukungan dari Trump dan dampaknya terhadap politik global.
Elena Petrova
Source of the news: Australian Broadcasting Corporation