Tragedi Berdarah di Ekuador: Sembilan Orang Tewas Saat Bermain Biliar










2025-07-20T06:33:00Z

Di tengah suasana santai bermain biliar, sembilan orang kehilangan nyawa dalam insiden penembakan yang mengejutkan di General Villamil, Ekuador. Sebuah kelompok bersenjata tiba-tiba menyerang orang-orang yang sedang bersenang-senang di sebuah bar di daerah kelas pekerja pada hari Sabtu, mengungkap betapa rentannya keamanan di negara yang dulunya dianggap damai ini.
Menurut kantor kejaksaan Ekuador, sekelompok pria bersenjata menyerbu tempat tersebut dan menembaki orang-orang yang ada di dalamnya. Kejadian ini terjadi di kota pesisir Playas, sebuah tujuan wisata lokal di provinsi Guayas. Gambar-gambar viral yang beredar di media sosial menunjukkan tubuh-tubuh berlumuran darah tergeletak di sekitar meja biliar, memicu kemarahan dan kesedihan di seluruh negeri.
Colonel Jhanon Varela, seorang pejabat kepolisian, mengonfirmasi bahwa dua orang lainnya terluka dalam serangan tersebut dan dilarikan ke rumah sakit setempat. Tragisnya, pihak berwenang hanya bisa mengidentifikasi satu tubuh di tempat kejadian. “Sayangnya, ketika polisi tiba, banyak dari mereka yang terlibat dalam peristiwa ini sudah dibawa pergi oleh warga dan anggota keluarga,” ungkap Varela. “Diperkirakan ada lebih banyak korban,” tambahnya dengan nada penuh keprihatinan.
Salah satu dari sembilan korban adalah seorang pelatih di sekolah sepak bola provinsi. Marcela Aguinaga, Prefek Guayas, mengekspresikan ketidakpuasan dan kemarahan atas kekerasan yang terus meningkat. “Kekerasan berusaha membuat kita berlutut, membungkam kita, dan membiasakan kita dengan kengerian. Tapi kita tidak akan diam. Kita tidak akan menyerah,” tulisnya di media sosial.
Insiden penembakan ini terjadi di tengah lonjakan kekerasan yang sedang melanda Ekuador, dengan catatan 4.051 kasus pembunuhan dalam lima bulan pertama tahun ini saja. Angka ini menggambarkan betapa parahnya situasi keamanan di negara yang kini dikenal sebagai salah satu yang paling berbahaya di Amerika Latin.
Sejak penangkapan kembali pemimpin kartel narkoba terbesar Ekuador, Adolfo Macias, alias Fito, setelah pelariannya dari penjara maksimum, kekerasan antar geng terus meningkat. Dalam beberapa minggu terakhir, setidaknya 20 orang tewas dalam kekerasan yang melanda wilayah barat Manabi, yang merupakan markas geng Los Choneros.
Dalam tanggapan terhadap situasi ini, Menteri Dalam Negeri John Reimberg mengumumkan peningkatan keamanan di Manta, pelabuhan ikan utama di Ekuador, dengan mengerahkan 2.500 petugas polisi di lokasi-lokasi strategis. Penangkapan Fito juga diikuti dengan kesepakatan ekstradisi ke Amerika Serikat, di mana ia dituduh terlibat dalam perdagangan kokain dan senjata.
Setelah bertahun-tahun menjadi benteng perdamaian di Amerika Latin, Ekuador kini terjebak dalam krisis akibat ekspansi kartel transnasional yang memanfaatkan pelabuhannya untuk mengirim narkoba ke AS dan Eropa.
Mei-Ling Chen
Source of the news: Inquirer.net