Loading Articles!

Apakah Jamur Psikedelik Bisa Memperlambat Penuaan? Temukan Jawabannya!

Jean-Pierre Dubois
Jean-Pierre Dubois
"Wow, tidak pernah terpikir sebelumnya jamur bisa membantu kita hidup lebih lama!"
Jean-Michel Dupont
Jean-Michel Dupont
"Apakah ada efek samping dari penggunaan psilocybin ini?"
Dmitry Sokolov
Dmitry Sokolov
"Ini berita yang menggembirakan! Semoga penelitian ini bisa diterapkan di dunia nyata!"
Sergei Ivanov
Sergei Ivanov
"Jadi, kita semua harus mulai makan jamur psikedelik sekarang, ya?"
Hiroshi Nakamura
Hiroshi Nakamura
"Penelitian yang menarik! Saya penasaran dengan studi lebih lanjut."
Lian Chen
Lian Chen
"Keren banget! Siapa yang tahu jamur bisa jadi obat awet muda!"
Darnell Thompson
Darnell Thompson
"Sepertinya saya harus menanam jamur di kebun saya!"
Rajesh Singh
Rajesh Singh
"Hasilnya sangat menjanjikan, tapi bisakah kita percaya pada penelitian ini?"
Robert Schmidt
Robert Schmidt
"Apa yang terjadi jika kita overdosis jamur? Kesehatan lebih baik atau lebih buruk?"
Aisha Al-Farsi
Aisha Al-Farsi
"Kreatif banget, semoga bisa jadi solusi nyata untuk penuaan!"

2025-07-22T07:24:21Z


Pernahkah Anda membayangkan bahwa jamur psikedelik bisa menjadi kunci untuk memperlambat penuaan? Temuan dari penelitian terbaru di Universitas Emory menunjukkan bahwa harapan itu bisa jadi kenyataan!

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Partner Journals' Aging, para peneliti menemukan bahwa psilocin, senyawa yang dihasilkan dari konsumsi psilocybin — bahan aktif dalam jamur psikedelik — mampu memperpanjang umur sel-sel kulit dan paru-paru manusia lebih dari 50%. Ini bukan hanya sekedar angka; ini bisa menjadi terobosan besar dalam dunia kesehatan dan penuaan.

Selain itu, penelitian ini juga mencakup studi in vivo jangka panjang pertama yang mengevaluasi efek sistemik psilocybin pada tikus berusia 19 bulan, setara dengan 60-65 tahun manusia. Hasilnya sangat mengejutkan: tikus yang menerima dosis rendah awal psilocybin sebesar 5 mg, diikuti oleh dosis tinggi bulanan sebesar 15 mg selama 10 bulan, menunjukkan peningkatan tingkat kelangsungan hidup hingga 30% dibandingkan dengan tikus yang tidak mendapat perlakuan apa pun. Lebih menarik lagi, tikus-tikus ini menunjukkan ciri fisik yang lebih sehat, seperti kualitas bulu yang membaik, lebih sedikit rambut putih, dan pertumbuhan rambut baru.

Tradisionalnya, psilocybin lebih banyak diteliti untuk manfaat kesehatan mental. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa ini dapat memengaruhi banyak aspek penuaan dengan mengurangi stres oksidatif, meningkatkan respons perbaikan DNA, dan menjaga panjang telomer. Telomer, yang merupakan ujung terstruktur dari kromosom, melindungi DNA dari kerusakan yang dapat menyebabkan penyakit terkait penuaan, seperti kanker, neurodegenerasi, atau penyakit kardiovaskular.

Studi ini menyimpulkan bahwa psilocybin memiliki potensi untuk merevolusi terapi anti-penuaan dan bisa menjadi intervensi yang berdampak pada populasi yang menua. Louise Hecker, PhD, penulis senior studi ini, menyatakan, "Sebagian besar sel dalam tubuh mengekspresikan reseptor serotonin, dan penelitian ini membuka frontier baru tentang bagaimana psilocybin bisa memengaruhi proses penuaan sistemik, terutama ketika diberikan di usia lanjut."

Walaupun banyak yang mengaitkan psilocybin dengan efek halusinogeniknya, peneliti menekankan bahwa mayoritas sel di tubuh juga memiliki reseptor tersebut. Penelitian ini membuka banyak pertanyaan tentang apa yang bisa dilakukan oleh pengobatan jangka panjang. Bahkan ketika intervensi dimulai di usia lanjut, hasilnya tetap menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup yang relevan secara klinis dalam konteks penuaan yang sehat.

Penemuan ini muncul pada saat laporan KFF terbaru menunjukkan bahwa harapan hidup di AS masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain yang serupa, dengan rata-rata usia 78,4 tahun. Sementara itu, harapan hidup di negara-negara lain meningkat 7,9 tahun antara 1980-2022, sementara harapan hidup di AS hanya meningkat 4,7 tahun.

Dr. Ali John Zarrabi, Direktur Penelitian Psikedelik di Departemen Psikiatri Universitas Emory, menambahkan, "Penelitian ini memberikan bukti pra-klinis yang kuat bahwa psilocybin mungkin berkontribusi pada penuaan yang lebih sehat — tidak hanya usia yang lebih panjang, tetapi juga kualitas hidup yang lebih baik di tahun-tahun akhir."

Zarrabi menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut pada orang dewasa yang lebih tua, mengingat tumpang tindih yang terdokumentasi antara kesehatan fisik dan mental. Emory aktif terlibat dalam uji klinis fase II dan III terapi yang dibantu psilocybin untuk depresi, dan hasil ini menunjukkan bahwa kita juga perlu memahami efek sistemik psilocybin pada populasi yang menua. "Harapan saya adalah jika terapi yang dibantu psilocybin disetujui sebagai intervensi untuk depresi oleh FDA pada tahun 2027, maka kualitas hidup yang lebih baik juga akan berujung pada usia yang lebih panjang dan sehat," tutup Zarrabi. Penelitian ini diinisiasi di Universitas Emory dan didanai oleh beberapa penghargaan, termasuk I3 Award, Emory University School of Medicine, dan hibah dari Woodruff Health Sciences Center for Health in Aging.

Profile Image Mei-Ling Chen

Source of the news:   ScienceDaily

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.