Loading Articles!

Pesawat Kertas dari Jepang: Solusi Mengejutkan untuk Sampah Luar Angkasa!

Giovanni Rossi
Giovanni Rossi
"Wow, siapa sangka pesawat kertas bisa sampai ke luar angkasa!"
Thelma Brown
Thelma Brown
"Pertanyaannya: Apakah kita akan melihat pesawat kertas di luar angkasa dalam satu dekade?"
Emily Carter
Emily Carter
"Saya penasaran, apakah ada risiko pesawat ini terbakar saat kembali?"
Emily Carter
Emily Carter
"Ini ide yang gila! Kapan kita bisa mencoba pesawat kertas ini beneran?"
Emily Carter
Emily Carter
"Apakah pesawat kertas ini bisa menggantikan kapal luar angkasa tradisional?"
Giovanni Rossi
Giovanni Rossi
"Jadi, kita bisa mengirimkan surat cinta ke luar angkasa juga?"
Ivan Petrov
Ivan Petrov
"Kertas A4: Sahabat manusia bahkan di luar angkasa!"
Giovanni Rossi
Giovanni Rossi
"Siapa tahu, mungkin pesawat kertas ini bisa jadi inovasi luar angkasa berikutnya!"
Emily Carter
Emily Carter
"Jangan kasih tahu anak-anak, nanti mereka semua mau jadi astronaut dengan pesawat kertas!"
Ivan Petrov
Ivan Petrov
"Misi ke Mars bisa lebih murah dengan pesawat kertas, ya!"

2025-07-22T09:23:21Z


Pernahkah Anda membayangkan bahwa pesawat kertas bisa menyelesaikan masalah sampah di luar angkasa? Ini bukan lelucon! Sekelompok ilmuwan dari Universitas Tokyo telah menemukan cara yang sederhana namun brilian untuk mengatasi masalah puing-puing di orbit rendah Bumi: dengan menggunakan pesawat kertas! Dalam sebuah simulasi yang mendebarkan, mereka melepaskan pesawat kertas dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Pertanyaannya: apakah pesawat ini dapat bertahan saat kembali ke atmosfer Bumi?

Di balik ide luar biasa ini, para peneliti menerbitkan sebuah makalah di Acta Astronautica, yang menunjukkan bahwa kertas origami bisa menjadi solusi bagi masalah sampah luar angkasa. Mereka berargumen bahwa tidak hanya logam yang bisa digunakan untuk membangun pesawat luar angkasa; selembar kertas standar juga bisa menjadi pilihan yang tepat, karena akan terbakar saat memasuki atmosfer. Biasanya, saat pesawat luar angkasa masuk ke atmosfer Bumi, mereka meninggalkan partikel logam dan bahan kimia yang merusak lapisan ozon. Penelitian ini bertujuan menunjukkan bagaimana lingkungan orbital yang lebih berkelanjutan dapat diciptakan dengan memanfaatkan kertas.

Apa yang terjadi dengan pesawat kertas ini saat diluncurkan dari ISS? Eksperimen ini melibatkan pembuatan pesawat kertas dari selembar kertas A4 tanpa lapisan, dengan ekor aluminium, dan ditempatkan dalam terowongan angin untuk melihat apa yang terjadi dalam lingkungan luar angkasa. Bagian-bagian di hidung pesawat dilipat untuk menggeser pusat massa dan memastikan stabilitas aerodinamis. Para peneliti mengklarifikasi bahwa pesawat semacam ini belum pernah diterbangkan di luar angkasa. Belum jelas apakah dinamika penerbangannya di atmosfer yang sangat jarang di orbit rendah Bumi akan mirip dengan pesawat origami biasa, dan apakah pesawat ini akan bertahan atau terbakar saat memasuki atmosfer.

Selama simulasi, pesawat kertas diluncurkan dari ISS pada ketinggian 400 kilometer dan kecepatan 28.000 km/jam. Pesawat tersebut tetap stabil dan meluncur dengan cepat melalui lingkungan serupa luar angkasa. Namun, saat berada pada ketinggian 120 kilometer di atas permukaan Bumi, pesawat mulai terjatuh dan tidak terkendali, yang diharapkan terjadi pada posisi ini. Pemanasan aerodinamis yang parah akan membakar pesawat kertas di atmosfer pada ketinggian sekitar 90 hingga 110 kilometer.

Dalam tahap selanjutnya, model fisik pesawat tersebut ditempatkan di Kashiwa Hypersonic dan Terowongan Angin Enthalpy Tinggi di Universitas Tokyo. Pesawat tersebut diuji dengan kecepatan Mach 7 selama sekitar tujuh detik untuk melihat apakah ia akan hancur. Meskipun hidung pesawat melengkung dan sayap mulai hangus, pesawat itu tidak terpecah. Para peneliti menyatakan bahwa kemungkinan pesawat tersebut akan pecah jika eksperimen dilanjutkan.

Namun, pesawat kertas origami ini tentunya memiliki tantangannya sendiri. Pesawat ini tidak dapat digunakan untuk semua jenis misi. Peneliti menyarankan versi yang bisa digunakan sebagai probe pasif untuk mengukur kerapatan atmosfer. Ini juga bisa menjadi platform untuk misi berbiaya rendah dan berumur pendek di orbit rendah Bumi. Pesawat ini berukuran kecil dan tidak akan memantulkan radar sekuat pesawat luar angkasa tradisional. Mereka juga mengusulkan untuk menambahkan transceiver posisi, navigasi, dan waktu yang miniatur. Namun, pesawat ini akan sangat sensitif terhadap drag aerodinamis dan tidak akan bisa tinggal di orbit dalam waktu lama. Jadi, jelas bahwa ini hanya bisa digunakan untuk misi jangka pendek.

Profile Image James Whitmore

Source of the news:   WION

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.