Loading Articles!

Anak-anak Gaza: Kenapa Mereka Menginginkan Kematian?

Hiroshi Nakamura
Hiroshi Nakamura
"Sangat menyedihkan mendengar anak-anak berharap untuk mati. 😢"
Nguyen Minh
Nguyen Minh
"Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?"
Sofia Mendes
Sofia Mendes
"Ini bukan hanya berita, ini adalah panggilan untuk bertindak! 👊"
Nguyen Minh
Nguyen Minh
"Bagaimana bisa dunia membiarkan ini terjadi? 😡"
Sofia Mendes
Sofia Mendes
"Mendengar ini bikin hati saya sakit! 😭"
Robert Schmidt
Robert Schmidt
"I don't understand how we can just stand by!"
Emily Carter
Emily Carter
"Dunia harus lebih peduli tentang nasib anak-anak ini! 📢"
Lian Chen
Lian Chen
"Apakah ada cara untuk mengirim bantuan dengan cepat?"
Jessica Tan
Jessica Tan
"Sangat mengerikan. Kita harus bersatu untuk membantu!"
Samuel Okafor
Samuel Okafor
"Kita butuh lebih banyak perhatian untuk krisis ini!"

2025-07-22T13:38:48Z


Kapan terakhir kali Anda mendengar anak-anak mengatakan bahwa mereka ingin mati? Ini bukan skenario film horor, tetapi kenyataan memilukan yang terjadi di Gaza. Menurut direktur kemanusiaan dari organisasi amal 'Save the Children', Rachel Cummings, anak-anak yang terperangkap dalam konflik ini berbagi harapan yang kelam: mereka ingin mati karena tidak bisa mengakses makanan dan air bersih.

Dalam wawancara dengan RTÉ’s News At One, Cummings menjelaskan dampak menghancurkan dari perang di Gaza terhadap kesehatan mental anak-anak Palestina. Dalam ruang ramah anak yang disediakan oleh organisasi tersebut, anak-anak mengungkapkan keinginan mereka untuk pergi ke surga, di mana mereka percaya ada makanan dan air.

"Kami memiliki anak-anak di ruang ramah anak kami, di mana kami memberikan dukungan psikologis, berbagi dengan kami bahwa mereka kini ingin mati karena ada makanan dan air di surga. Mereka ingin bersama keluarga mereka, ibu dan ayah mereka yang sudah tiada," ungkap Cummings dengan nada penuh keprihatinan.

Dampak yang ditimbulkan oleh situasi ini benar-benar bencana, terutama bagi anak-anak. Cummings menjelaskan bahwa situasi ini tidak hanya mengkhawatirkan dalam jangka pendek, tetapi juga akan memiliki dampak jangka panjang yang sangat serius bagi kesehatan mental mereka. Kenyataan pahit ini semakin diperparah dengan laporan bahwa banyak anak-anak serta wanita hamil dan menyusui menunjukkan tanda-tanda malnutrisi.

Dalam lima hari terakhir, tidak ada makanan yang tersedia di pasar Deir al-Balah, mencerminkan kondisi lebih luas di Gaza. Tim yang bekerja di wilayah tersebut bahkan tidak bisa menemukan atau membeli makanan. "Situasinya semakin buruk setiap hari, yang membuat sulit untuk dipahami," tambah Cummings. "Ini merupakan gambaran yang lebih luas bahwa orang-orang tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan. Mereka merationing makanan untuk anak-anak mereka, dan ini adalah kondisi di seluruh Gaza."

Semua orang di Gaza, menurut Cummings, merasa lapar, kelelahan, dan ketakutan. Mereka harus membuat pilihan sulit terkait makanan. "Mereka mencampur makanan yang ada dengan air kotor, yang mereka tahu bisa membuat anak-anak mereka sakit," ungkapnya dengan nada yang menyayat hati.

Save the Children di Gaza berlokasi sekitar 3 km dari area yang telah diminta Israel untuk dievakuasi, di tengah serangan udara dan darat yang terus berlanjut. Suara tembakan dan bom masih terdengar di latar belakang, menambah ketegangan dan rasa putus asa. "Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Orang-orang terpaksa pindah lebih jauh ke selatan ke al-Mawasi, Khan Younis, dan sepanjang pantai. Sudah sangat padat, dan orang-orang tidak memiliki tempat untuk pergi. Mereka terpaksa membuat keputusan mustahil untuk tetap tinggal," ungkap Cummings.

Profile Image Marco Rinaldi

Source of the news:   RTE.ie

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.