Loading Articles!

Mengungkap Kebenaran Mengejutkan: Apakah Psikadelik dan Kanabis Solusi untuk Gangguan Makan?

2025-07-22T17:59:00Z


Banyak orang yang menderita gangguan makan bersikap skeptis terhadap pengobatan konvensional, tetapi temuan terbaru menunjukkan bahwa mereka mungkin menemukan harapan dalam zat yang dianggap kontroversial seperti kanabis dan psychedelics.

Sebuah survei internasional yang inovatif yang melibatkan lebih dari 7.600 peserta dari 83 negara telah menemukan bahwa orang-orang dengan gangguan makan yang melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat-obatan non-resep melaporkan bahwa kanabis dan psychedelics, seperti 'jamur ajaib' atau LSD, adalah yang paling efektif dalam meredakan gejala mereka. Di sisi lain, obat-obatan seperti alkohol, tembakau, nikotin, dan kokain, dinilai sebagai yang terburuk.

Penelitian ini dipimpin oleh mahasiswa PhD, Sarah-Catherine Rodan, dari Inisiatif Lambert untuk Terapeutik Kanabinoid di Universitas Sydney, dan hasilnya dipublikasikan hari ini di JAMA Network Open. Menurut Rodan, hasil penelitian ini memberikan wawasan penting tentang pengalaman hidup orang-orang dengan gangguan makan serta penggunaan obat mereka, dan menunjukkan jalan menjanjikan untuk penelitian masa depan mengenai pengobatan.

Rodan menekankan bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis besar, harus dilakukan untuk menyelidiki efek positif dari kanabis dan psychedelics bagi orang-orang yang mengalami gangguan makan.

Salah satu langkah selanjutnya dari penelitian ini adalah uji klinis psilocybin untuk mengobati anorexia nervosa, yang akan diluncurkan oleh Inisiatif Lambert dalam kolaborasi dengan Inside Out Institute di Universitas Sydney.

Survei yang Luas dan Responnya

Dengan menganalisis respon dari lebih dari 7.600 peserta, survei ini menjadi yang paling komprehensif yang pernah dilakukan mengenai topik ini. Penelitian ini meneliti bagaimana orang-orang dengan berbagai jenis gangguan makan menggunakan obat resep dan non-resep, serta bagaimana mereka mempersepsikan efek dari zat-zat ini terhadap kesehatan mental dan gejala gangguan makan mereka.

Kategori utama gangguan makan yang terwakili dalam survei ini termasuk anorexia nervosa (40%); bulimia nervosa (19%); binge-eating disorder (11%); dan avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID) (9%). Sekitar sepertiga responden tidak memiliki diagnosis resmi tetapi melaporkan mempunyai gangguan makan yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan.

Kondisi kesehatan mental yang berkaitan, yang sering ditemukan pada populasi ini, dilaporkan secara umum mencakup depresi (65%), gangguan kecemasan umum (55%), ADHD (33%), ketergantungan obat (15%), dan ketergantungan alkohol (9%).

Menariknya, mayoritas responden adalah perempuan (94%), dengan sebagian besar berasal dari negara-negara berbahasa Inggris seperti Australia (30%), Inggris (21,3%), dan Amerika Serikat (18%).

Temuan yang Menarik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan makan memiliki tingkat penggunaan kanabis dan psychedelics yang tinggi dibandingkan dengan populasi umum dan memberi penilaian positif terhadap efeknya dalam mengelola gejala. Khususnya, kanabis dinilai tinggi oleh responden dengan gangguan makan yang restriktif seperti anorexia dan ARFID, kemungkinan karena dapat meningkatkan nilai penghargaan makanan, yang merupakan isu inti dalam gangguan ini.

Sementara itu, obat-obatan stimulan resep seperti lisdexamfetamine, yang memiliki efek peng抑抑an nafsu makan yang kuat, dinilai positif oleh orang-orang yang mengalami binge eating disorder (BED) tetapi dinilai buruk oleh mereka dengan gangguan tipe restriktif.

Psychedelics, yang biasanya hanya dikonsumsi sekali atau dua kali setahun oleh responden, dilaporkan memiliki manfaat yang luar biasa dan bertahan lama, mendukung penelitian terbaru yang menunjukkan potensi terapeutik mereka dalam mengobati kondisi seperti depresi dan kecemasan. Sebaliknya, obat-obatan yang biasa diresepkan seperti antidepresan, yang biasanya dikonsumsi setiap hari, secara umum dinilai relatif tidak efektif dalam mengurangi gejala gangguan makan tetapi diakui membantu kesehatan mental secara keseluruhan.

Meski obat-obatan seperti alkohol, nikotin, dan kokain cukup banyak digunakan, mereka malah berujung pada hasil negatif bagi gejala gangguan makan dan kesehatan mental secara umum.

Rodan mengatakan, “Temuan ini menyoroti pola penting: dengan tradisional yang sering gagal dalam mengobati gangguan makan secara langsung, banyak individu yang mengobati diri sendiri dengan zat yang mereka anggap bermanfaat. Ini menunjukkan perlunya mendalami penyelidikan terhadap zat-zat ini dalam uji klinis yang terkontrol dengan ketat.”

Langkah Selanjutnya: Uji Klinis

Wawasan yang didapat dari studi ini sudah mendorong inisiatif penelitian lebih lanjut. Inisiatif Lambert, dalam kolaborasi dengan Inside Out Institute di Universitas Sydney, sedang bersiap untuk meluncurkan uji klinis psilocybin untuk mengobati anorexia nervosa. Selain itu, penelitian awal yang mengkaji potensi terapeutik dari komponen kanabis non-menggugah, cannabidiol (CBD), dalam mengobati anorexia yang parah pada remaja, hampir selesai.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kanabis dan psychedelics dapat memberikan harapan signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup bagi individu yang menderita gangguan makan. Ini sangat penting mengingat pilihan farmakologis saat ini sangat terbatas dan hasil pengobatan saat ini sangat mengecewakan. Tentu saja, uji klinis yang ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini dan lebih baik menentukan profil keamanannya.”

Rodan berharap studi ini memberi suara kepada orang-orang yang hidup dengan gangguan makan, mengungkapkan bahwa pengalaman mereka yang sering distigmatisasi dengan obat-obatan mungkin sebenarnya memiliki potensi terapeutik. Mereka sangat berterima kasih kepada ribuan responden yang meluangkan waktu untuk memberikan tanggapan mendetail tentang pengalaman hidup mereka, dan ini harus mendorong penelitian lebih lanjut serta membuka jalan baru untuk pengobatan kondisi yang menantang ini.

Profile Image James Whitmore

Source of the news:   News-Medical

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.