Mengungkap Ancaman Tersembunyi: 27 Juta Ton Nanoplastik Menghantui Samudera Atlantik Utara!










2025-07-24T07:27:30Z

Bayangkan sebuah dunia di mana sampah yang tak terlihat mengancam kehidupan di lautan kita. Di antara keindahan lautan dalam, tersembunyi bahaya yang lebih besar dari yang kita bayangkan! Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa sekitar 27 juta ton nanoplastik—partikel yang lebih kecil dari satu mikrometer—mengapung di antara Azores dan rak benua Eropa, menciptakan sebuah awan plastik yang tak kasat mata!
Studi yang dilakukan oleh Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) dan Universitas Utrecht ini adalah yang pertama mengukur nanoplastik dengan presisi di lautan terbuka. Hasilnya jelas: nanoplastik ini jauh lebih banyak dibandingkan mikroplastik yang sudah dikenal sebagai simbol pencemaran laut. Partikel-partikel ini tidak hanya lebih kecil, tetapi juga bisa lolos dari sebagian besar filter dan menembus membran biologis, berpotensi terakumulasi dalam jaringan, termasuk di tubuh manusia.
Para peneliti mengumpulkan air laut selama pelayaran di kapal RV Pelagia, menggunakan saringan ultra-halus untuk menangkap partikel di bawah satu mikrometer. Dengan menganalisis tanda kimianya menggunakan spektrometri massa canggih, mereka bisa mengukur seberapa banyak nanoplastik yang ada dan jenis plastik apa yang terlibat. Hasil penelitian ini menunjukkan angka yang jauh melampaui asumsi sebelumnya, menegaskan bahwa sebagian besar pencemaran plastik di lautan mungkin ada dalam bentuk yang belum pernah kita lihat.
Penting untuk dicatat bahwa partikel-partikel ini tidak hanya berasal dari sampah besar yang hancur. Beberapa di antaranya berasal dari limbah plastik yang terurai akibat sinar matahari dan gelombang, sementara yang lainnya bisa datang dari aliran sungai atau bahkan jatuh dari langit, dibawa oleh arus atmosfer dan diturunkan melalui hujan. Sekali berada di lautan, nanoplastik ini menyebar melalui setiap lapisan jaring makanan laut, dari bakteri dan plankton hingga ikan, burung laut, dan mamalia laut.
Kekhawatiran para ilmuwan bukan hanya tentang konsumsi, tetapi juga penetrasi: nanoplastik dapat terjebak di dalam jaringan, termasuk sel otak dan organ. Ini menempatkan spesies laut dan manusia—yang mengonsumsi makanan laut—pada risiko yang nyata. Dengan ukuran mikroskopis dan distribusi yang sangat luas, menghapus nanoplastik dari lautan dengan teknologi saat ini tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, para peneliti menekankan pentingnya pencegahan: menghentikan plastik masuk ke lautan adalah satu-satunya cara realistis untuk mengurangi penyebarannya.
Pekerjaan yang sedang berlangsung kini berfokus pada pemahaman bagaimana berbagai jenis nanoplastik mempengaruhi organisme hidup dan apakah tingkat pencemaran serupa juga ada di lautan lain. Namun, satu hal yang jelas: ini bukan hanya tentang kehidupan laut lagi. Dengan kemampuan untuk menembus penghalang darah-otak, nanoplastik bisa menjadi ancaman langsung bagi kesehatan manusia.
Studi ini menjadi peringatan tajam: apa yang kita buang tidak hanya mengapung, tetapi juga hancur dan menyebar, sering kali jauh melampaui apa yang bisa kita lihat, sentuh, atau bersihkan. Dan mereka sudah ada di sini.
George Bennett
Source of the news: The Economic Times