Kanker Tak Lagi Menakutkan: Penemuan AI yang Dapat Menyembuhkan Dalam Hitungan Minggu!











2025-07-24T19:16:45Z

Apakah Anda tahu bahwa AI kini dapat merancang protein anti-kanker dalam waktu kurang dari enam minggu? Ya, Anda tidak salah baca! Inovasi terbaru ini tidak hanya akan merevolusi cara kita mengobati kanker, tetapi juga memberikan harapan baru bagi mereka yang berjuang melawan penyakit mengerikan ini.
Penelitian yang baru diterbitkan di jurnal Science menunjukkan bahwa para ilmuwan telah menciptakan platform AI yang dapat membuat komponen protein secara khusus sehingga dapat memperkuat sel T dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Dengan metode baru ini, proses mencari molekul yang efektif untuk pengobatan kanker yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun, kini bisa dilakukan dalam beberapa minggu!
Tim peneliti yang dipimpin oleh Associate Professor Timothy P. Jenkins dari Technical University of Denmark (DTU) menjelaskan bahwa mereka sedang menciptakan “sepasang mata baru” untuk sistem kekebalan tubuh. Metode saat ini yang digunakan untuk pengobatan kanker individual sangat memakan waktu, karena berfokus pada pencarian reseptor T-cell di sistem kekebalan pasien yang bisa digunakan untuk pengobatan. Namun, platform AI mereka dapat membuat kunci molekuler untuk menargetkan sel kanker dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga molekul baru dapat siap dalam waktu 4-6 minggu.
Dengan menggunakan AI, tim dari DTU dan Scripps Research Institute di Amerika Serikat mampu mengatasi tantangan besar dalam imunoterapi kanker. Ini memungkinkan mereka untuk merancang pengobatan yang menargetkan sel tumor tanpa merusak jaringan sehat. Biasanya, sel T mengidentifikasi sel kanker dengan mengenali potongan protein spesifik, yang dikenal sebagai peptida, yang ditampilkan di permukaan sel oleh molekul pMHC. Namun, proses pengobatan berbasis pengetahuan ini bisa sangat rumit dan memakan waktu.
Pada penelitian ini, mereka menguji kekuatan platform AI pada target kanker yang dikenal, NY-ESO-1, yang ditemukan dalam berbagai jenis kanker. Mereka berhasil merancang minibinder yang terikat erat pada molekul pMHC NY-ESO-1. Ketika protein yang dirancang ini dimasukkan ke dalam sel T, sel tersebut berhasil membunuh sel kanker dalam eksperimen laboratorium. Kristoffer Haurum Johansen, penulis bersama dan peneliti di DTU, mengungkapkan, “Sungguh luar biasa melihat minibinder yang sepenuhnya dirancang di komputer ini bekerja dengan sangat efektif di laboratorium.”
Peneliti juga menerapkan metode ini untuk merancang pengikat untuk target kanker yang diidentifikasi pada pasien melanoma metastatik, berhasil menghasilkan pengikat untuk target ini juga. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk imunoterapi yang disesuaikan dengan target kanker baru.
Langkah kunci dalam inovasi ini adalah pengembangan pemeriksaan keselamatan virtual. Tim menggunakan AI untuk menyaring minibinder yang dirancang dan menilai hubungannya dengan molekul pMHC yang ditemukan pada sel sehat, sehingga mereka dapat menyaring minibinder yang berpotensi menyebabkan efek samping sebelum eksperimen dilakukan. “Ketepatan dalam pengobatan kanker sangat penting. Dengan memprediksi dan mengesampingkan reaksi silang di fase desain, kami dapat mengurangi risiko yang terkait dengan protein yang dirancang dan meningkatkan kemungkinan mendesain terapi yang aman dan efektif,” ujar Professor Sine Reker Hadrup dari DTU.
Jenkins memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar lima tahun sebelum metode baru ini siap untuk uji klinis awal pada manusia. Setelah siap, proses pengobatan akan mirip dengan pengobatan kanker saat ini menggunakan sel T yang dimodifikasi secara genetik, yang dikenal sebagai sel CAR-T, yang saat ini digunakan untuk mengobati limfoma dan leukemia. Pasien akan pertama-tama menjalani pengambilan darah di rumah sakit, seperti tes darah rutin. Sel-sel kekebalan mereka kemudian akan diekstraksi dari sampel darah ini dan dimodifikasi di laboratorium untuk membawa minibinder yang dirancang oleh AI. Sel-sel kekebalan yang ditingkatkan ini akan dikembalikan kepada pasien, bertindak seperti missile yang menargetkan dan menghilangkan sel kanker di dalam tubuh.
Dengan inovasi yang menakjubkan ini, harapan baru lahir bagi jutaan orang yang berjuang melawan kanker. Siapa yang tahu, mungkin lima tahun lagi, kita akan melihat dunia yang berbeda di mana kanker bukan lagi momok bagi kehidupan manusia.
Marco Rinaldi
Source of the news: Medical Xpress