Gigi yang Hilang Bisa Tumbuh Kembali? Temukan Rahasianya!











2025-07-26T04:12:16Z

Siapa yang tidak ingin bisa menumbuhkan gigi yang hilang? Bayangkan jika Anda bisa memiliki senyum sempurna tanpa harus mengandalkan gigi palsu! Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ini mungkin menjadi kenyataan berkat penemuan luar biasa dari para ilmuwan Jepang.
Di Malappuram, idiom ‘singa tanpa gigi’ mungkin akan segera usang. Kehilangan gigi tidak lagi menjadi masalah besar. Sebuah obat yang dapat menumbuhkan kembali gigi yang hilang kini sedang bersiap untuk memasuki uji klinis pada manusia. Diperkirakan, obat ini akan tersedia di pasaran pada tahun 2030. Penemuan ini berasal dari tim peneliti di Universitas Kyoto dan Fukui, serta Rumah Sakit Kitano. Obat ini dikembangkan pada tahun 2021 di bawah kepemimpinan Dr. Katsu Takahashi, Kepala Departemen Bedah Gigi dan Mulut di Institut Penelitian Medis Rumah Sakit Kitano.
Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances. Awalnya, obat ini diuji coba dengan sukses pada tikus dan ferret. Sekarang, obat tersebut sedang dipersiapkan untuk uji klinis pada manusia.
Biasanya, gigi manusia hanya tumbuh satu kali di masa kanak-kanak. Setelah gigi itu hilang, tidak ada gigi baru yang muncul. Hal ini disebabkan oleh gen yang disebut USAG-1 (Uterine Sensitisation-Associated Gene-1). Tim peneliti ini menemukan cara untuk menetralkan gen ini, sehingga memungkinkan gigi untuk tumbuh kembali. Untuk tujuan ini, mereka mengembangkan antibodi monoklonal yang secara khusus ditargetkan untuk menekan fungsi USAG-1.
Pada hewan seperti tikus dan ferret, gen ini juga menekan perkembangan gigi. Ketika antibodi monoklonal disuntikkan, gigi baru mulai tumbuh pada hewan-hewan tersebut. Sekarang, metode yang sama sedang diuji coba pada manusia.
Uji coba ini akan melibatkan 30 peserta pria berusia antara 30 hingga 64 tahun. Jika uji coba ini berhasil, orang-orang yang telah kehilangan gigi—baik karena penuaan, penyakit, atau kecelakaan—mungkin bisa menumbuhkan kembali gigi alami mereka sendiri. Terobosan ini bisa membawa harapan bagi jutaan orang yang menderita edentulisme (istilah medis untuk kehilangan semua gigi) di seluruh dunia.
Namun, kita harus bersabar menunggu hasilnya. Meskipun hasilnya positif, masih dibutuhkan waktu sebelum perawatan ini dapat dijangkau dan diakses oleh masyarakat umum. Walaupun begitu, jika berhasil, penemuan ini bisa merevolusi bidang kedokteran gigi, kata Dr. Saju N S, konsultan ahli bedah maksilofasial di Rumah Sakit Umum Manjeri.
Hans Schneider
Source of the news: Mathrubhumi English