Asteroid Emas Seharga $700 Quintillion! Apa Artinya untuk Masa Depan Manusia?










2025-07-26T12:30:00Z

Bayangkan jika mendengar bahwa ada sebuah asteroid yang bisa membuat semua orang di Bumi menjadi milyarder! NASA baru saja mengumumkan penemuan deposit emas raksasa di asteroid 16 Psyche, yang terletak di sabuk asteroid dan diperkirakan mengandung logam senilai $700 quintillion, termasuk emas, besi, dan nikel. Temuan ini bisa mengubah cara kita memahami kekayaan sumber daya di luar angkasa, tetapi tantangan praktis untuk mengekstrak bahan-bahan tersebut sangat besar.
Penemuan ini menambah minat yang semakin meningkat dalam penambangan asteroid. Sementara nilai astronomis emas Psyche telah menangkap imajinasi publik, hal ini juga menimbulkan pertanyaan penting tentang dampak potensial terhadap ekonomi Bumi dan kelayakan ekstraksi sumber daya berbasis luar angkasa.
Misi Menjelajahi Asteroid 16 Psyche
NASA meluncurkan pesawat luar angkasa Psyche pada Oktober 2023, menandai langkah penting dalam eksplorasi asteroid kaya logam ini. Dijadwalkan tiba pada tahun 2029, pesawat ini ditugaskan untuk memetakan dan menganalisis struktur dan komposisi asteroid, bukan untuk tujuan penambangan tetapi untuk mendapatkan wawasan tentang pembentukannya. Temuan dari misi ini dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai inti planet, memberikan data berharga tentang blok bangunan pembentukan planet.
Selama bertahun-tahun, NASA telah mengidentifikasi lebih dari 1,3 juta asteroid dalam sistem tata surya kita, banyak di antaranya kaya akan logam berharga seperti platinum, kobalt, dan emas. Psyche, bersama dengan asteroid lainnya seperti 241 Germania, dianggap sebagai sisa-sisa planet yang gagal—sebuah asteroid yang menyimpan jejak inti planet. Wawasan ini dapat mengubah cara kita memandang pembentukan tata surya dan distribusi sumber daya, membuka jalan bagi upaya eksplorasi luar angkasa di masa depan.
Dampak Finansial Penambangan Asteroid
Pada tahun 2019, astronom membuat berita dengan perkiraan yang menyatakan bahwa cadangan logam Psyche, termasuk besi, nikel, dan emas, bisa bernilai hingga $700 quintillion. Angka yang sangat besar ini menimbulkan kegembiraan, dengan prediksi yang mengklaim bahwa setiap orang di Bumi bisa menjadi milyarder. Namun, mengekstraksi logam-logam ini menghadapi tantangan yang signifikan.
Tantangan teknis termasuk biaya perjalanan luar angkasa yang sangat tinggi, kesulitan menambang di lingkungan luar angkasa, dan masalah hukum yang rumit terkait kepemilikan dan hak atas sumber daya ekstraterestrial ini.
Jika penambangan asteroid ini berhasil, aliran masuk logam berharga yang dihasilkan bisa mengganggu sistem keuangan Bumi. Kelebihan pasokan emas dan sumber daya berharga lainnya bisa menyebabkan penurunan nilainya, yang mungkin memicu inflasi dan mengganggu pasar global. Lebih jauh lagi, implikasi hukum dan ekonomi dari penambangan asteroid bisa memicu ketegangan geopolitik, karena negara dan perusahaan swasta bersaing untuk mengakses sumber daya berbasis luar angkasa ini.
Risiko dan Imbalan Potensial untuk Bumi
Asteroid telah lama memikat para ilmuwan, tidak hanya karena potensi mereka untuk membentuk kembali industri tetapi juga dampak signifikan mereka terhadap sejarah Bumi. Beberapa orang percaya bahwa dampak asteroid di masa lalu memainkan peran kunci dalam mengantarkan elemen penting untuk kehidupan, seperti air dan karbon. Oleh karena itu, asteroid dipandang tidak hanya sebagai risiko potensial—seperti dalam kasus tabrakan yang akan datang—tetapi juga sebagai sumber bahan mentah yang bisa mendukung kehidupan.
Asteroid seperti 2011 UW158, yang diyakini mengandung platinum senilai $5,4 triliun, menunjukkan potensi luar biasa dari penambangan luar angkasa. Namun, benda langit ini juga membawa risiko. Misi DART, yang berhasil mengubah jalur sebuah asteroid kecil pada tahun 2022, menyoroti bahaya nyata yang dihadapi oleh objek-objek ini. Ketika manusia mempertimbangkan kemungkinan penambangan asteroid, kita harus menyeimbangkan imbalan dari sumber daya ini dengan perlindungan Bumi dari dampak potensial di masa depan.
Thomas Fischer
Source of the news: Indian Defence Review