Loading Articles!

Hack Terungkap! Aplikasi Kencan 'Tea' Bocorkan Ratusan Ribu Gambar Pengguna!

Lian Chen
Lian Chen
"Wow, ini gila! Seharusnya mereka lebih aman!"
Darnell Thompson
Darnell Thompson
"Gimana bisa aplikasi dating jadi skandal kebocoran data?"
John McGregor
John McGregor
"Ini bikin aku berpikir dua kali sebelum pakai aplikasi kencan."
Isabella Martinez
Isabella Martinez
"Aplikasi kencan yang kayak gini justru bikin kita lebih waspada!"
John McGregor
John McGregor
"Bisa jadi bahan meme yang lucu, tapi ini serius banget!"
Rajesh Patel
Rajesh Patel
"Akhirnya, ada aplikasi yang bisa bikin kita lebih aman, tapi sayang diretas."
Amina Al-Mansoori
Amina Al-Mansoori
"Kok bisa sih mereka diretas? Kan harusnya data pengguna terlindungi!"
Dmitry Sokolov
Dmitry Sokolov
"Ini contohnya, jangan sembarangan percaya di dunia maya."
Zanele Dlamini
Zanele Dlamini
"Aplikasinya bisa jadi jahat dengan cara yang baik, aneh ya?"
Jean-Pierre Dubois
Jean-Pierre Dubois
"Klothed ya dari kencan ke skandal privasi?"
Isabella Martinez
Isabella Martinez
"Apa ada yang mau coba lagi setelah berita ini?"

2025-07-27T05:15:41Z


Bayangkan sebuah aplikasi yang dirancang untuk membantu wanita berdating dengan aman, malah berakhir dalam skandal kebocoran data! Itulah yang terjadi pada Tea, aplikasi kencan yang memungkinkan wanita untuk secara anonim saling bertanya dan memberi peringatan tentang pria yang mereka temui. Dalam waktu singkat, aplikasi ini melesat ke posisi teratas di App Store AS, namun berita buruk datang ketika aplikasi ini diretas dan ribuan gambar, termasuk selfie, bocor ke dunia maya.

Pada hari Jumat, perusahaan yang mengembangkan aplikasi ini mengonfirmasi bahwa mereka telah diretas, dengan 72.000 gambar yang bocor, 13.000 di antaranya merupakan foto selfie atau identifikasi yang diunggah oleh pengguna untuk verifikasi akun. Tea Dating Advice Inc., yang berbasis di San Francisco, mengungkapkan bahwa mereka telah melibatkan ahli keamanan siber dari pihak ketiga untuk mengatasi masalah ini.

Menurut laporan dari 404 Media, peretasan ini dilakukan oleh pengguna 4Chan yang menemukan basis data yang terekspos, memungkinkan siapa saja mengakses informasi dari Tea. Ini menyoroti betapa rentannya mencari cinta di era media sosial, di mana privasi sering kali menjadi taruhan yang tinggi.

Didirikan oleh Sean Cook, seorang insinyur perangkat lunak yang sebelumnya bekerja di Salesforce dan Shutterfly, aplikasi ini lahir setelah Sean melihat pengalaman 'mengerikan' ibunya sendiri, yang termasuk berkencan dengan pria yang memiliki catatan kriminal dan terjebak dalam penipuan identitas. Tea memasarkan dirinya sebagai cara aman bagi wanita untuk memeriksa pria sebelum bertemu mereka di aplikasi kencan lainnya seperti Tinder atau Bumble.

“Ini seperti orang-orang memiliki halaman Yelp mereka sendiri,” kata Aaron Minc, pengacara yang spesialisasinya adalah kasus pencemaran nama baik dan pelecehan daring. Dalam ulasan di Apple Store, seorang wanita berbagi bagaimana ia menggunakan Tea untuk menyelidiki pria yang baru dikenalnya dan menemukan lebih dari 20 tanda bahaya, termasuk tuduhan serius seperti penyerangan dan merekam wanita tanpa persetujuan.

Setelah mendapatkan perhatian besar di media sosial, Tea melonjak menjadi aplikasi nomor satu di App Store AS pada 24 Juli, dengan lonjakan 525% dalam unduhan dalam seminggu. Sekitar 4 juta pengguna telah bergabung dengan aplikasi ini, menciptakan gelombang perhatian yang tidak terduga. Namun, ada juga kritik tajam, seperti yang disampaikan seorang kolumnis perempuan dari The Times of London, yang menyebut Tea sebagai 'situs memalukan pria' dan mempertanyakan nilai dari keadilan yang bergantung pada wanita anonim.

Dalam konteks ini, banyak pria merasa terancam oleh potensi penamaan dan penghinaan yang dapat muncul dari platform tersebut. Minc menjelaskan bahwa mereka yang terlibat dalam aplikasi semacam ini sering kali menjadi target. Sayangnya, undang-undang yang melindungi privasi di dunia maya tidak sepenuhnya jelas. Meskipun undang-undang yang ada memberikan perlindungan bagi situs web dari tanggung jawab atas isi yang diposting oleh pengguna, pengguna itu sendiri dapat dituntut jika menyebarkan informasi yang salah.

Tea telah menyatakan bahwa tidak ada alamat email atau nomor telepon yang bocor, dan kebocoran ini hanya mempengaruhi pengguna yang mendaftar sebelum Februari 2024. Mereka menjamin bahwa semua data telah diamankan dan pengguna tidak perlu mengganti kata sandi atau menghapus akun mereka.

“Kami akan terus berkomitmen untuk melindungi privasi dan data pengguna kami,” tegas Tea. Namun, kasus ini menyoroti bagaimana dunia kencan online masih memiliki banyak tantangan, baik dari segi keamanan maupun reputasi.

Profile Image Aaliyah Carter

Source of the news:   ABC News

BANNER

    This is a advertising space.

BANNER

This is a advertising space.